Ini masih bercerita tentang sulap, dan hipnotis menurut pak Erich.
Kata sulap, hipnotis, black magic sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Di sebuah TV swasta juga terdapat acara hiburan yang mencari seorang master magician. Pada bagian ini, kami akan mengulas banyak hal tentang sulap, hipnotis, black magic, serta acara tersebut lewat seorang Bpk. Erich Unarto yang dahulu pernah berprofesi sebagai pesulap (magician) dan juru hipnotis yang sekarang ini sudah bertobat.
Perkenalan terhadap dunia sulap dimulai sejak beliau duduk di bangku SMA. Erich belajar dari buku-buku sulap, korespondensi dengan sumber dari luar negeri, serta berguru pada guru sulap di kota Bandung. Keahlian sulapnya membuatnya menerima panggilan sulap untuk acara-acara tertentu di Jakarta. Seorang Erich muda selalu memperdalam ilmu sulapnya, hingga suatu saat dia diajak ke dukun di Bandung, singkat cerita dukun tersebut mengangkat Erich muda sebagai muridnya. Dari dukun tersebut Erich belajar black magic (saat itu disebut white magic karena ia belum mengerti). Banyak ilmu yang dipelajari dari dukun ini, antara lain ilmu pelet, ilmu menundukkan orang. Ilmu yang dipelajari belum dalam tingkat tinggi, namun kuasanya sudah dapat dirasakan. Hal yang paling menarik adalah ketika ilmu tersebut ditujukan kepada seorang dosen killer saat beliau kuliah di FEUI. Ketika sang dosen sudah terserang ilmu yang dilancarkan oleh Erich, maka dosen itu menjadi bersikap ramah kepadanya. Juga saat Erich muda akan dikeroyok oleh beberapa teman kampusnya, selesai membaca mantra-mantra, orang-orang tersebut lalu menjadi tunduk kepada Erich. Erich muda juga belajar hipnotis dari Ketua Himpunan Seniman Sulap Indonesia yang berada di Jakarta. Di Jakarta juga, Erich belajar ilmu sihir dari seseorang, yaitu ilmu untuk mengendalikan atau memerintah orang lain dengan kekuatan pikiran.
Ketika Erich mempelajari semua ilmu sulap, black magic, sihir, hipnotis, dll., ia memang sudah beragama Kristen, namun Kristen yang hanya sekedar agama. Beliau belum mengenal dan memiliki hubungan yang pribadi dengan Yesus. Hingga suatu kali, Erich yang saat itu duduk di tingkat 3 FEUI, dibawakan sebuah kaset kesaksian Jusuf Roni. Ketika mendengarkan kaset tersebut yang ternyata isinya adalah kesaksian Bapak Jusuf Roni yang dipenjarakan karena menjadi orang Kristen. Ia lalu memutuskan untuk tidak mendengarkannya lagi. Namun ada dorongan yang kuat untuk kembali mendengarkan kaset kesaksian itu. Roh Kudus bekerja saat itu. Selesai mendengarkan kesaksian tersebut, Erich hanya bisa menangis dan berpikir mengapa ada orang yang tadinya tidak percaya Yesus lalu bisa menjadi orang percaya yang begitu kuat imannya kepada Yesus, sementara ia sendiri yang sudah di dalam Yesus, malah tidak percaya kepada Yesus dan telah tersesat begitu jauh karena mempelajari black magic dll. Hal itu sungguh menemplak hati Erich. Momen itulah yang menjadi titik tolak pertobatan beliau.
Waktu berselang, hingga bulan April 1979, di Jakarta diadakan KKR besar yang diadakan oleh Full Gospel Bussiness Men’s Fellowship International di Hotel Mandarin yang dilayani oleh Ev. Mel Tari selama 3 hari. Erich datang di hari kedua. Lawatan Tuhan luar biasa saat itu. Erich merasa bahwa kotbah malam itu hanya ditujukan kepadanya saja, karena yang dibahas saat itu adalah perihal kuasa kegelapan. Erich merasa menjadi seorang terdakwa yang sedang dibongkar habis. Malam hari itu, Erich memutuskan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi.
Sejak saat itulah, Tuhan bekerja luar biasa di dalam diri Erich. Beliau mengikuti breakfast meeting setiap hari Selasa pagi di Hotel Indonesia yang diadakan oleh Full Gospel Bussiness Men’s Fellowship Internationa di Jakarta. Ia setia membaca dan mendalami Alkitab, dan kemudian beliau juga dimuridkan secara intensif oleh Moeder Joanna, seorang hamba Tuhan di Jakarta.
Keputusan untuk mengikut Tuhan Yesus harus dibayar mahal. Pak Erich selalu berdoa agar segala kuasa jahat, kutuk yang mengikat dirinya saat masih mendalami black magic dapat dipatahkan di dalam nama Tuhan Yesus. Tantangan dialami pula dari keluarga yang tidak suka dengan keputusannya untuk mengikut Yesus. Namun hal itu tidak menghalangi Erich untuk tetap setia kepada Tuhan Yesus.
Hobi sulap Erich ternyata masih susah ditinggalkan. Dan Erich merasa lama kelamaan hobinya justru menjadi yang utama dibanding Tuhan Yesus. Akhirnya untuk membuktikan bahwa beliau lebih mengasihi Yesus daripada hobi sulapnya, beliau membakar habis semua alat-alat sulapnya. Berat rasanya karena perlengkapan tersebut sudah dikumpulkan sejak lama, dan harganya pun tidak murah. Namun inilah bukti cinta kasih Erich kepada Tuhan Yesus.
• Pandangan terhadap sulap dan hipnotis.
Menurut beliau, definisi sulap sesungguhnya adalah sebuah trik yang berupa kecepatan tangan, teknik alat, permainan pencahayaan dan warna, yang mampu menipu penglihatan orang yang menyaksikannya. Jenisnya sangat banyak, antara lain sulap kecepatan tangan (sleight of hand atau close up), sulap mental (kekuatan pikiran), sulap koin, sulap kartu, sulap balon, sulap bayang-bayang tangan, sulap ventriloquist (memakai boneka yang seolah-olah bisa bicara).
Pada sulap di TV Swasta Nasional, Pak Erich mengamati bahwa tidak banyak peserta yang memakai trik sulap murni, kalaupun ada selalu saja kalah. Karena yang ditampilkan tidak lebih luar biasa daripada yang “lain”. Hal “lain” di sini mengacu pada pertunjukan sulap yang sudah tidak murni lagi, yaitu mencampur trik sulap dengan black magic. Adanya “kuasa lain” pada pertunjukan sulap inilah yang membuat pertunjukan menjadi lebih menarik. Dan sudah tentu para penonton akan sangat terhibur dengan acara seperti ini.
Segmen hipnotis juga ditampilkan pada acara ini. Pak Erich bercerita sesungguhnya hipnotis ini berhubungan dengan kuasa kegelapan. Saat beliau belajar hipnotis hanya membutuhkan waktu 5 menit. Sesudah itu bisa langsung dipraktekkan dan berhasil. Salah satu alasan Pak Erich mengatakan bahwa hipnotis adalah kuasa kegelapan karena pelajaran hipnotis biasanya diberikan oleh lembaga-lembaga kursus atau perorangan bersama-sama ilmu-ilmu yang aneh lainnya, misalnya ilmu tenaga dalam, rejeki, ilmu membuka cakra-cakra yang pada akhirnya seseorang bisa berhubungan dengan dunia roh lain. Pak Erich menyimpulan, "hipnotis" bukan berasal dari Tuhan tapi dari dunia kegelapan!
Satu hal menarik yang perlu dicermati adalah kebanyakan orang secara tidak sadar sudah menundukkan dan membuka diri terhadap seorang juru hipnotis. Dengan berpakaian serba hitam, ia ingin menampilkan sosok yang berwibawa, disegani dan “lebih” dari orang-orang pada umumnya. Sehingga orang yang melihat sudah beranggapan bahwa dirinya tidak ada apa-apanya dibanding orang itu. Hal inilah yang harus dihindari oleh kita sebagai orang Kristen. Jangan membuka celah dengan merasa lebih rendah oleh karena penampilan luar seseorang yang terlihat aneh atau membawa suasana magis, sehingga akhirnya kita menundukkan diri kepada sang juru hipnotis. Seharusnya kita yakin bahwa kita sudah diberi kuasa untuk mengalahkan Iblis, dan kita memiliki kuasa yang lebih besar dari kuasa apapun juga yang ada di dunia ini.
Beliau berpesan, sebagai umat Tuhan kita harus jeli melihat setiap pertunjukan yang ada. Harus diuji dulu kebenarannya dengan firman Tuhan. Dan kita harus memperlengkapi diri dengan firman Tuhan, agar bisa mengerti apa yang benar dan apa yang tidak benar.
Ada segi positif yang bisa diambil dari sulap ini. Saat ini banyak muncul Brotherhood of Gospel Magician atau pemberita-pemberita Injil yang menggunakan sulapan di dalam menyampaikan firman Tuhan. Guru-guru Sekolah Minggu banyak menggunakan sulapan di dalam penyampaian firman Tuhan kepada anak-anak agar lebih mudah menyerap inti sari dari firman Tuhan tersebut. Wow … kalau yang ini pasti menarik!
Nama : Erich Unarto
TTL : Palembang, 27 Maret 1957
Alamat : Kelapa Gading, Jakarta
Pelayanan : Pemimpin Redaksi Manna Sorgawi
Penulis buku rohani
Distributor Cenderamata Kristiani
Pimpinan Museum Benda-Benda Alkitab Yerushalayim