Kamis, 17 April 2014

Menyulap Kisah Nuh

Membuat cerita atas cerita lain dengan menambah bumbu itu sama saja dengan menyulap kisah. Begita pula kisah Nuh. Begitu banyak spekulasi hingga tanggapan keliru mengenai Nuh menurut agama Kristen dan Islam.

Film Nuh bercerita tentang apa sih? Setelah sekian lama menunggu, mengapa film Nuh tidak boleh dirilis di Indonesia? Setelah saya menontonnya, baru saya tahu mengapa film ini dilarang beredar di Indonesia. Film ini tidak ada bedanya dengan kisah-kisah yang sudah ada dan dikenal dengan tambahan efek dan cerita baru. Yah, semacam "the untold story"...

Saya sangat penasaran dengan film ini. Walaupun dilarang ditayangkan di Indonesia namun link dari luar negeri tidak terbendung sehingga sayapun berhasil menontonnya. Sebelum saya menonton, saya mencari refrensi hingga sinopsisnya. Hasilnya nihil! Yang ada malah salah sinopsis! Salah peryataan! Film Nuh terbaru katanya persis dengan Alkitab! Film Nuh itu mengambil kisah dan kepercayaan Kristen! Kisah Nuh dalam film Noah (2014) yang berbahaya kalau ditonton...

Apa benar semuanya  itu?

Daripada keliru menginterpretasi lebih baik saya menuliskannya. Saya mohon agar tidak  sembarang copas ya.


Film ini diawali ketika Nuh sedang duduk mendengankan perkataan Lamekh, ayahnya. Lemekh menunjukkan kulit ular yang ia lilitkan di tangan kirinya. Nuh (saat ia masih kecil) ingin menyentuh kulit ular itu dengan jarinya namun terhenti saat tentara Tubal Kain datang. Tubal Kain mengambil batu api dan kulit ular dari Lamekh dan Tubal kain berkata “peniggalan relik ini sekarang milik keturunan Kain” Lalu Lamekh dibunuh oleh Tubal kain, seorang raja muda yang haus kekuasaan dan tanah. Nuh pun lari tunggang langgang dari persembunyiannya.

Beberapa tahun kemudian, Nuh yang telah berkeluarga (mempunyai istri bernama Naameh dan tiga anaknya: Sem, Ham dan Yeft), dihantui oleh mimpi yang membuatnya terbangun tiba-tiba. Ia bermimpi bahwa suatu saat akan terjadi banjir besar. Nuh memutuskan untuk mengunjungi kakeknya, Metusalah. Saat di jalan, mereka melihat ada mayat bergelimpangan. Saat diperiksa, ternyata masih ada satu yang masih hidup. Ia adalah seorang anak perempuan bernama Ila (Ila yang nantinya akan menjadi istri dari Sem ternyata mandul). Keluarga Nuh masih dikejar oleh anak buah Tubal Kain namun berhasil melarikan diri dan ditolong oleh sosok malaikat yang telah manjadi batu. Malaikat itu disebut “malaikat penjaga” atau “Watcher”. Para Watcher itu adalah malaikat ciptaan Allah namun karena tidak patuh pada Penciptanya, mereka dihukum dan dibuang ke bumi dan menjadi batu. Para manusia berusaha membunuh para Watcher namun ditolong oleh Metusalah. Para Wacther menjadi sahabat Metusalah.

Nuh ketika bertemu dengan Metusala, ia membawa anaknya, Sem. Metusalah menghipnotis Sem hingga tertidur. Ia ingin memberitahukan tentang Air Bah pada Nuh namun tidak ingin memberitahu Sem. Nuh diberi teh herbal sehingga Nuh melihat halusinasi bagaimana ia tenggelam dalam air bah. Lalu Nuh kembali di tempat tinggalnya. Dari Metusalah, Nuh mendapat benih tanaman dari taman Eden. Benih itu ditanam Nuh dan dapat bertumbuh besar secara ajaib. Nuh mengatakan bahwa seluruh tanaman yang tumbuh itu akan dipakai untuk membuat bahtera. Seluruh keluarga Nuh dibantu para Wacther membangun bahtera.

Delapan tahun setelah itu, pembangunan bahtera masih belum selesai namun hewan-hewan dari berbagai penjuru mulai berdatangan. Hewan itu tertarik dengan bahtera karena adanya aliran suangai ajaib yang muncul dari tempat tinggal Nuh. Nuh pergi mencari istri untuk anak-anaknya namun ternyata Tubal Kain telah merusakkan beberapa tempat tinggal dengan menghancurkannya dan memakan para penduduknya (Tubal Kain telah menjadi pemimpin yang kejam, mempunyai tentara yang banyak dan memakai kepandaiannya untuk membuat berbagai senjata dari besi).

Di hutan, Metusalah ingin mencari makan buah beri hutan, ia bertemu Ila. Metusalah menyentuh perut Ila dan secara ajaib menyembuhkan kemandulannya. Saat itu ternyata Ham juga mencari istri di tempat yang telah ditaklukkan Tubal Kain. Ia bertemu seorang gadis yang ketakutan bernama Na’el. Ham meyakinkan gadis itu untuk mengikutinya untuk menghindari air bah yang akan datang. Namun saat diperjalanan, kaki Na’el terjepit jebakan hewan. Diwaktu yang bersamaan ternyata Tubal Kain dengan para tentaranya sedang menyerbu Bahtera. Nuh yang melihat Ham sedang panik, malah menyuruh meningalkan gadis itu mati terinjak-injak tentara Tubal Kain.

Nuh dan keluarganya masuk ke dalam Bahtera. Hanya Metusalah yang memilih mati ditelan banjir. Saat terjadi pertarungan,  para Watcher berusaha mempertahankan Batera agar tidak direbut tentara Tubal Kain. Namun karena kalah jumlah, para Watcher tetap tidak bisa menjaga Bahtera. Mereka mengorbankan dirinya untuk mati ditusuk pedang tentara Tubal Kain. Para Watcher meledak dan melemparkan banyak tentara. Saat itu mulailah hujan deras dan ditambah terbukanya mata air dari bumi. Para Watcher kembali menjadi malaikat dan naik ke surga. Saat air bah menerjang, seluruh manusia diluar Bahtera tenggelam kecuali Tubal Kain, ia berhasil menyusup di dalam bahtera dan berteman dengan Ham yang sakit hati pada ayahnya. Tubal Kain menghasut Ham untuk membunuh ayahnya. Ham mencari waktu yang terbaik untuk membunuh Nuh.

Di dalam bahtera, Nuh menceritakan asal-usul alam semesta dengan teori “Big Bang”,  bagaimana asal bumi yang terbentuk dari kumpulan astroid yang menyatu, lautan yang mengering yang memisahkan laut dan darat, ikan yang berevolusi menjadi ikan berkaki dan kemudian berevolusi menjadi kadal dan menjadi hewan merayap serupa buaya hingga dinosaurus lalu hewan merayap menjadi hewan yang dapat bergelantungan di pohon hingga adanya manusia. Nuh juga bercerita tentang kejatuhan manusia yang dimulai dari kejatuhan Adam dan Hawa, pembunuhan pertama oleh Kain dengan alat batu yang dilanjutkan dengan pembunuhan manusia lainnya dengan pedang hingga pemakaian senjata di jaman moderen.

Ila, ketika ia mengatakan bahwa ia hamil, Nuh sangat marah. Karena kebingungan, ia meminta pentunjuk dari sang Pencipta. Hujan yang berhenti dianggap sebagai tanda bahwa bayi yang dikandung Ila diterima Sang Pencipta. Namun Nuh menganggap bahwa misinya dari Sang Pencipta untuk menghapuskan penduduk bumi. Ia beradu mulut dengan istrinya, anaknya dan Ila mengenai kehadiran bayi yang dikandung Ila. Sebulan kemudian, Sem dan Ila membuat rakit kecil untuk melarikan diri dari Nuh. Namun saat mereka sedang bersiap untuk pergi, rakitnya dibakar oleh Nuh dengan melemparkan batu api ke rakit mereka. Ila pun melahirkan dua anak perempuan. Istri Nuh melepaskan burung gagak untuk memastikan apakah ada daratan. Burung gagak kembali tanpa hasil, nanti setelah mereka melepaskan burung merpati baru mereka mengetahui ada daratan.

Tubal Kain berhasil meyakinkan Ham untuk membunuh Nuh, namun Nuh berhasil meyakinkannya. Ham, Sem dan Nuh berkelahi dengan Tubal Kain. Saat bahtera menabrak gunung, Nuh dan Tubal Kain terluka. Ham yang membunuh Tubal Kain untuk menghentikan perkelahian itu. Nuh mencari Ila dan kedua bayi kembarnya untuk dibunuh. Ila pasrah saat menggendong kedua bayinya yang akan ditusuk dengan pisauh oleh Nuh. Namun Nuh terhenti ketika mendengar detak jantung kedua bayi itu. Nuh menjelaskan bahwa ia tidak jadi membunuh karena mengasihi cucunya.

Nuh dan keluarganya memulai kehidupan baru sebagai umat manusia. Nuh masih tapak depresi sehingga meminum bayak anggur fermentasi buatannya sendiri lalu tertidur dengan telanjang. Ham melihat ayaknya dan memberitahu kedua saudaranya. Sem dan Yafet berjalan mundur sambil membawa kain untuk menutupi tubuh Nuh. Nuh sedih, Ham meninggalkan keluarga Nuh dan mengembara.

Akhirnya Nuh memberkati keluarganya dengan melilitkan kulit ular di tangannya. Pelangi muncul sebagai tanda bahwa Sang Pencipta tidak akan memusnahkan manusia dengan air bah lagi.

Nah, apakah menurut Anda kisah diatas sudah sesuai dengan Alkitab? Sebagian orang yang tidak pernah membaca kisah Nuh di Alkitab pasti hanya menduga bahwa film Noah itu adalah kisah Nuh yang sama dengan Alkitab! Saya dengan tegas katakan, TIDAK!

Sejak adegan peretama sudah cukup membuat kening saya berkerut. Sang sutradara dan penulis skenario, Darren AronofskyI, memang sudah cukup bagus mengisahkan kisah yang sebelumnya sudah ada. Sejak Black Swan, kisah dongeng yang diceritakan kembali dalam bentuk modern, saya cukup yakin bahwa film ini akan menghasilkan kisah yang menarik, lengkap dengan spesial efek yang mengagumkan. Tapi sayang, setelah menontonnya saya sangat kecewa. Promosinya yang mengatakan bahwa film Nuh ini merupakan kisah yang paling mendekati kisah Alkitab ternyata kisah yang hanya mengambil idenya saja. Kebanyakan diambil dari kisah dongeng dan imajinasi Darren AronofskyI. Akhirnya, setelah menelitinya, saya mendapatkan adanya banyak kesalahnya yang terdapat di dalam film itu.

Apa saja kesalahan film Noah (2014)? Saya akan bahas di postinyan saya berikut.

(Bersambung)